Menjadi Tua itu Belum Tentu Semakin Dewasa

18:10

Dalam rangka menyambut penambahan umur saya menjadi 23 (dalam rangka galau tentunya). Malas sekali rasanya menua. Eh, malas bukanlah kata yang tepat untuk mengungkapkannya, mungkin akan lebih tepat kalau bisa dikatakan nggak mau, takut, kawatir, cemas dan sejenisnya. Khawatir saya tidak bersikap cukup dewasa dengan umur saya yang sekarang.

Dulu ketika membaca buku Gede Prama yang berjudul Jejak-Jejak Makna, saya terpikat dengan tulisan beliau di bagian cover belakang buku tersebut "Bertumbuhlah seperti pohon, bukan seperti hewan."

Kadang ketika saya sedang merasa menjadi orang yang baik, (sedang stabil lebih tepatnya), saya sering mengingat kalimat tersebut dan mencoba memaknainya untuk kemudian me-review apakah saya telah berhasil seperti quotes itu. Jangan sampai anugerah Tuhan yang paling utama yakni umur, telah saya sia-siakan dengan hanya bertumbuh secara fisik tanpa disertai pertumbuhan mental dan jiwa yang positif dan kuat. Tentu saya akan terus berusaha untuk menjadi demikian kuat secara jiwa dan mental.

Ketika sekarang saya telah terjun secara mandiri berinteraksi dalam sebuah masyarakat di lingkungan pekerjaan, saya yang masih labil ini seringkali mendapati bahwa seseorang yang sudah berumur atau dapat dikatakan tua belum tentu dewasa (di mata saya pribadi yang masih anak ingusan).

Ada kalanya seseorang selalu mencari perlindungan kepada pihak yang lebih punya power. Perlindungan ini bukan hanya dalam hal pekerjaan tapi juga dalam hal pribadi. Membicarakan hal-hal yang dilakukan orang lain karena mereka tidak sepaham atau sebenarnya ingin juga melakukan tapi belum kepikiran, LOL :p

Setelah membaca tulisan dari blog Marischka Prudence tentang Bully vs Critics saya semakin sadar bahwa hal seperti ini memang sangat lazim terjadi kapanpun, di manapun. Oleh orang setua apapun.

Sekarang tugas kitalah untuk memantain bagaimana agar pikiran dan hati kita tetap positif.

Sayang sekali setiap hari umur kita berkurang bukan untuk mengarahkan diri ke arah pendewasaan yang lebih baik.

Sayang sekali kesempatan hidup kita hanya diisi untuk membicarakan hal-hal yang dilakukan orang lain dan senang membahas sisi negatifnya.

Kadang kerapkali kita juga melakukan hal yang sama, sejenis bullying juga dalam rangka menyetir pendapat orang lain agar sejalan dengan pikiran kita. Agar kita mendapatkan dukungan untuk mengungguli pendapat yang lain.

Ahh saya hanyalah anak kecil yang tak tau apa-apa...

Toh semua hanya hati masing-masing yang tahu apa sebenarnya motif mereka masing-masing.

I am still learning here. How to pass all of this and rebirth, becoming a my better self.

_Live my life to the fullest_

You Might Also Like

2 komentar

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar.
Love, Nia :)

Like us on Facebook

Instagram