Ada yang merasa jengah karena merasa baju di lemari kok itu-itu saja? Apalagi kemudian scroll-scroll instagram dan nemu postingan fashion blogger ternama yang sepertinya selalu berganti-ganti outfit mahal dari brand papan atas. Belum lagi ketika nemu juga postingan crazy rich people seperti yang tergambarkan dalam bukunya Kevin Kwan. Mereka bukan cuma punya koleksi pakaian terbaru yang sedang diperagakan para model di fashion week, biasanya mereka sudah punya koleksi musim berikutnya yang belum keluar. Fashion memang identik dengan kemewahan.
Selain glamour, fashion juga membuat saya berpikir tentang pemborosan. Karena fashion glamour sepertinya out of reach, mendingan ngomongin yang masih bisa saya tata sendiri deh ya, tentang pemborosan.
Sekarang ini banyak banget baju bagus dan lucu dengan harga murah. Hal ini sangat sesuai bagi sebagian orang merasa lebih percaya diri ketika terlihat selalu memakai baju yang berbeda.
Jadi ketika ada baju lucu dengan harga ramah kantong, biasanya dijadikan alasan belanja. Mumpung murah, daripada pakai baju itu-itu melulu. Masalah lemari di rumah sudah penuh yasudah, nanti diatasi jual preloved atau disumbangkan.
Memang niatan menyumbangkan pakaian yang masih bagus itu sangat mulia. Tapi di sisi lain ada baiknya kita mengingat tentang sampah dari baju-baju yang sudah tak terpakai lagi. Sampah fashion bukan hanya itu, kita harus ingat polusi yang disebabkan bahan kimia dari pembuatan pakaian yang kita kenakan.
Barangkali pakaian murah yang kita kenakan, proses pembuatannya menghasilkan limbah yang mencemari sawah dan sungai karena tempat produksinya menekan harga pengelolaan limbah supaya ongkos produksi murah. Jangan lupa polusi udara atas bahan bakar dari mesin-mesin dan dari keluaran aneka moda transportasi yang mengangkut pakaian kita dari pabriknya hingga sampai ke badan.
Selain sampah dan polusi, masalah lain dari fashion murah adalah rendahnya kesejahteraan buruh. Jika teman-teman ingin tau lebih dalam tentang dampak negatif fashion, bisa mampir ke postingan serius teman saya Memed yang berjudul Fast Fashion adalah Kegelapan Kita.
Memang tak semua baju murah memiliki dampak negatif seperti itu, semua orang bebas saja untuk menentukan sendiri bagaimana ia menggunakan uangnya dalam memenuhi kebutuhan berpakaian.
Saya juga sering merasa baju saya itu-itu saja. Akhir-akhir ini jika saya beli baju yang super murah, saya hanya pakai sebentar saja dan kemudian dijual preloved. Merasa kebiasaan tersebut tak efektif, saya mulai mencermati selera berpakaian saya yang sebenarnya tanpa terpengaruh trend dan menyesuaikannya dengan kebutuhan saya berpakaian dalam keseharian. Semoga dari situ saya bisa kembali menjadi diri yang lebih sederhana. Jika membeli pakaian, hanya yang dibutuhkan dan memiliki kualitas bagus.
Apalagi setelah mencoba Konmari Method, ternyata pakaian saya yang tersisa bisa lebih jelas terlihat yang seperti apa. Artinya saya mungkin memang hanya membutuhkan beberapa jenis pakaian saja. Dari pakaian yang tersisa itu, saya berusaha padu padankan supaya tak nampak membosankan dan nggak terlalu kentara kalau pakai bajunya itu melulu. Tapi kalau sampai banyak yang ngeh baju saya itu-itu saja, ya nggak masalah juga sih. Hihi. Semoga dengan begitu konsumsi dana saya lebih terdistribusi ke keperluan produktif.
Nah, sesuai dengan judul post kali ini, try to re-wear atau berani pakai lagi baju lama, kali ini saya mencoba memadukan dua pakaian lama yang berwarna pastel, yakni outer pink dengan bawahan biru muda. Keduanya sudah sangat sering saya kenakan. Tapi ajaibnya saya jadi happy banget ketika tau pairing kedua outfit ini ternyata kelihatan sangat segar. Langsung deh saya foto-foto dan kepikiran nulis post re-wear ini buat ngomongin sedikit tentang fashion yang berkesadaran.
Gimana outfit ini menurut kalian? Semoga inner jilbab ninja yang keluar-keluar dikit nggak menggangu pemandangan ya. Hihi.
Saya mengambil foto ini ketika lelah-lelahnya. Jadi kantong mata saya sangat besar. Kadang ada yang mengomentari kantong mata atau pipi saya ketika sedang bengkak begini. Tapi saya seneng aja karena saya merasa sangat manusiawi untuk tidak selalu tampil sempurna. I embrace and accept the way I am. Meski kalau inget, saya usahain rutin pake krim mata supaya nggak bengkak lagi. :p
So, have a good weekend everyone! Nggak perlu takut punya baju sedikit. :D