Menjelang Sincia kemarin, aneka hiasan berwarna merah menghiasi pusat-pusat keramaian. Mendapat tantangan untuk mengenakan pakaian berwarna merah yang ada kaitannya dengan imlek, kemudian saya menemukan koleksi outer lama: Pucca Cardi dari Jenahara. Aksen kancingnya menimbulkan kesan mandarin yang cukup kental. Meski ada kekhawatiran dianggap ikut-ikutan merayakan sebagaimana kehebohan yang sering terjadi karena mengikisnya toleransi, yang jelas saya meniatkan ikutan dresscode ini untuk senang-senang saja. Lagipula outer yang saya pilih dari designer pakaian muslim. Only God knows.
Apa yang kalian pikirkan tentang merah? Mungkin banyak yang tak suka memakai baju merah karena terasa mencolok saat dikenakan. Jika merasa demikian, teman-teman bisa mencoba memadukan warna merah dengan fashion item lagi yang berwarna hitam.
Lalu, apa yang kalian rasakan jika sedang membayangkan atau mengenakan warna merah?
Red is Strong Color, Red is Very Powerful
Pada hari terburuk seorang perempuan, ketika ia memaksakan diri untuk berdandan, saya yakin sekali ia akan merasa lebih segar. Kalau sudah begitu coba oleskan lipstik merah. Pasti kalian mood akan lebih baik lagi dan merasa lebih kuat bersemangat. Kalau buat cowok, mungkin bisa mengenakan pakai atasan warna merah kali ya. Supaya terasa dapat energi dan kekuatan dari warna merah yang dikenakan.
Jargon untuk mengenakan warna merah saat kurang yakin pada diri sendiri memang benar sekali. Cobalah kenakan warna merah yang tidak terlalu mencolok mata saat sedang merasa kurang percaya diri. Rasakan limpahan energi keberanian dari pakaian yang kalian kenakan. Percaya diri pun perlahan meningkat.
Sabtu bagi saya semacam hari bebas, mau bangun jam berapa dan pergi kemana. Jadi ketika harus keluar dari rumah sejak jam 7 pagi, benar-benar cobaan yang sangat berat. Diri sendiri emang yang paling susah dikalahkan ya. Dari pagi saya dan teman-teman berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Siangnya saya berganti pakaian dengan outer pucca cardi, teman-teman memakai cheongsam.
Setelah memakai outer merah ini, saya ternyata jadi terbawa powerful. Sampai-sampai fotonya muter-muter dan loncat-loncat. Penuh energi banget. Padahal saat itu sedang gerimis lho. Amazing banget ya bisa merasa lebih powerful karena warna baju. Sugesti yang baik sekali.
Meski begitu nggak bikin saya bakalan selalu pakai merah sih, penuh energi melulu nggak bagus juga kan. Kenakan warna ini saat kita perlu transfer energi tambahan aja.
Red Strongly Tied to Love and Passion
Merah itu menimbulkan gairah. Energi tadi termasuk gairah. Gairah ini desire ya, makna konotatif. Bukan makna denotatif dan peyoratif seperti yang sering hinggap pada kata gairah.
Talking about love and passion, sometimes we forget to love ourself before loving others. That's why I want you to remember that you are really special. Your body is your only tool to fulfil your purpose in life. So embrace it, love it no matter how its shape and color. Eat good food and don't forget to exercise. If you spend a good time with yourself, spreading happiness for the people that we care is such a pleasure and easy to be done. Red is compassion, passionate love for our beloved person.
Kemarin itu saya nggak sendirian pakai warna merah. Saya jalan bareng teman-teman dari Langkahkami.com. Kami memakai pakaian yang ada nuansa merahnya sebagai dresscode. Ternyata hasilnya bagus sekali, foto kami saat bersama-sama memakai nuansa merah ini menimbulkan kesan strongly tied. Our connection seems stronger.
Langkahkami.com merupakan website bersama, kolaborasi saya dan teman-teman blogger lainnya dengan niche yang berbeda. Kami akan berbagi cerita perjalanan bersama dengan 6 perspektif berbeda: health, fashion, finance, history, story, and photography. Tentu saja saya kebagian menulis tentang fashion. Silakan mampir ya, postingannya menarik dan bermanfaat banget lho. We write with love and passion, just like the red color.
Do you like red? What's the meaning of red for you?
Lokasi: Taman Menteng
Foto oleh pejalansenja.com