Mengintip Perkembangan Revitalisasi GBK Jelang 100 Hari Menuju Asian Games 2018

17:06

Rabu lalu, tepatnya tanggal 9 Mei 2018, saya berkesempatan masuk ke Gelora Bung Karno yang baru saja direvitalisasi. Seneng banget dapat kesempatan masuk ke stadion pertama di Indonesia yang berstandar internasional ini. Rasanya seperti ikut jadi saksi sejarah atas dikembalikannya fungsi vital GBK yang sarat akan nilai historis. Dibangun pada 1962, GBK memang sudah waktunya disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat terkini. Apa saja yang berbeda dari GBK setelah revitalisasi? 
Secara pribadi saya sempat sangat sedih atas pengrusakan GBK yang pernah terjadi beberapa waktu lalu. Untungnya kerusakannya langsung diperbaiki dan beberapa pertandingan sepak bola berikutnya yang diadakan di GBK berlangsung tertib tanpa pengrusakan. Semoga semua pihak yang menggunakan GBK mau turut serta menjaga aset bangsa ini ya. Secara biaya pembangunan dan pemeliharaannya sangat mahal lho. 

Kunjungan saya ke GBK kemarin bukan sekadar melihat-lihat dan berfoto. Saya sempat menyimak pemaparan dan tanya jawab dengan pewakilan dari IAI, Direktur Bina Penataan Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan perwakilan dari Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK). 
Sudah pada tahu dong kenapa GBK direvitalisasi? Salah satunya untuk mempersiapkan diri karena Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games pada Agustus 2018 nanti. Nah persiapan revitalisasi GBK dan pembangunan sarana prasarana pendukung Asian Games 2018 bisa dibilang sangat mepet. Bapak Iwan Suprijanto dari Kementerian PUPR menyampaikan bahwa biasanya event kejuaraan dunia semacam ini disiapkan 6 tahun sebelumnya. Asian Games 2018 di Indonesia hanya disiapkan sekitar dua tahun lebih. Ini karena sebenarnya tuan rumah Asian Games 2018 adalah Vietnam. Ketika Vietnam mundur, Indonesia menyatakan bersedia.

Kementerian PUPR kemudian ditunjuk dengan Inpres untuk melakukan pembangunan. Tentu tidak bisa berjalan sendirian, sehingga mereka menggandeng IAI untuk merencanakan design dengan tidak boleh merubah design asli bangunan yang ada karena revitalisasi ini bukan hanya untuk Asian Games saja, tetapi juga sebagai wujud penghargaan atas peninggalan leluhur.
Membangun baru sebenarnya biayanya akan lebih murah dan mudah, apalagi di kawasan GBK dan sekitarnya ini ada 6 bangunan cagar budaya yang harus dipugar. Bongkar pasang tentu akan memakan biaya lebih banyak. Sehingga konsideran perencanaan dan realisasi pembangunan kawasan GBK lebih terbatas. Dengan kondisi tersebut dan jangka waktu yang singkat, dilaksanakanlah teknologi baru dalam pembangunan kembali GBK. Yakni dengan cara design and built. Rancangan design dari IAI langsung diterapkan di lapangan untuk diproses. Lebih singkat dari sisi pengadaan barang dan jasa pemerintah karena hanya perlu sekali lelang. Aspek pekerja pun menjadi perhatian. Proyek ini menyerap 6.000 tenaga kerja dengan durasi kerja 24 jam dibagi dalam 3 shift. Jadi pekerja masing-masing mendapat jatah 8 jam kerja supaya terjaga kesejahteraan kerja dan kesehatannya.

Harapan dari revitalisasi GBK ini semoga menjadi investasi olahraga di Indonesia. Semoga tidak terbengkalai seperti pembangunan sarana olahraga seperti PON yang lalu yang setelah acara selesai seolah terbengkalai karena pengelolaan dan perawatannya tidak memadai. Bahkan ketiga narasumber sempat bercanda bahwa "mereka sering berantem" tapi intinya mereka sama-sama ingin yang terbaik untuk GBK, terutama supaya GBK bisa sustainable. Bisa terus berjalan pengelolaan dan perawatannya seusai event, sehingga dari design hingga pelaksanaan sangat memperhatikan aspek tersebut. Dari PPKGBK juga berharap hasil revitalisasi ini bisa membuat GBK sustain dari sisi keuangan, tetap ada pemasukan setelah selesai Asian Games sehingga biaya pengelolaan dan perawatannya terjaga. 

Fasilitas Baru di GBK Setelah Revitalisasi

Fasilitas baru yang ada di GBK setelah revitalisasi adalah diubahnya tempat duduk penonton yang tadinya bar seat menjadi single seat. Tujuannya adalah untuk mengukur jumlah penonton agar selalu sesuai dengan kapasitas stadion sehingga diharapkan hasil revitalisasi GBK sekarang bisa lebih panjang masa pakainya. Sekarang GBK juga sudah punya elevated parking yang tadinya tidak ada area parkir khusus di GBK karena pembangunan sebelumnya pada tahun 60-an tentu masih jarang mobil. 
Sebagai komplek olahraga terbesar dan tertua di Jakarta dan juga terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara, revitalisasi GBK memperhatikan konsep ruang publik dan akses publik. Sekarang menuju GBK bisa masuk dari Plaza Istora. Kawasan GBK yang lokasinya sangat strategis ini memang dijadikan sebagai pusat kegiatan dan aktivitas positif untuk masyarakat sehingga dapat memberikan nilai tambah terhadap kualitas hidup warga sekitar. GBK dibuat ramah untuk masyarakat supaya semua bisa menikmati GBK dan kemudian menjaganya. Banyak sekali area pejalan kaki yang dibangun baru.
Konsep pembangunan GBK adalah memaksimalkan Sumber Daya Manusia dan produk-produk yang dihasilkan di dalam negeri. Makanya IAI digandeng untuk menjadi perancang revitalisasi GBK supaya putra putri bangsa yang mendesign kembali GBK yang merupakan heritage building.  

Pembangunan GBK terutama di area publiknya sangat memperhatikan efisiensi dengan menggunakan bahan baku yang memiliki nilai lebih. Beton yang digunakan di area pedestrians dan area parkir menggunakan ThruCrete dari Holcim. Per meter persegi beton ThruCrete dapat menyerap hingga 75 liter air. ThruCrete merupakan beton berpori yang ramah lingkungan karena dapat meresapkan air langsung ke dalam tanah untuk mencegah terjadi genangan di permukaan. 
Ini hebat banget deh, pas diajak pihak Holcim ke area pedestrians untuk melihat langsung daya serap beton berpoti ThruCrete, saya sampai nungguin itu air dari dua jerigen raksasa dialirkan langsung ke beton berwarna kuning yang dibangun dari beton ThruCrete. Beneran airnya langsung diserap dan bahkan nggak merembes ke area sekitarnya lho. Area yang basah cuma yang kena aliran air keluar dari jerigen aja. Nggak ada lagi jalanan dan parkiran basah di GBK nih kayaknya.

Ternyata beberapa ruang publik di Indonesia sudah menggunakan ThruCrete dari Holcim juga, terutama beberapa area terbuka di Jakarta di beberapa ruas pejalan kaki seperti di Mahakam, Barito, Sawah Besar, Istiqlal. Selain itu ThruCrete Holcim juga sudah digunakan di bahu area taxiway landasan pacu bandara Juanda, Surabaya. Semoga lebih banyak lagi area publik yang dibangun dengan bahan baku yang punya nilai dan fungsi lebih seperti ini ya. Sepertinya masalah banjir bisa direduksi dengan membangun area terbuka dengan material yang bisa menyerap air gini.
Oiya, kesiapan GBK untuk digunakan sebagai lokasi utama Asian Games 2018 ini sudah sekitar 93%. Masih sesuai jadwalnya untuk waktu 100 hari sebelum pembukaan event ini. Semoga Indonesia bisa masuk 10 besar di Asian Games 2018 dengan sarana dan prasarana olahraga yang sudah membaik ini.

Seusai acara saya kembali ke dalam area GBK untuk menikmati suasana GBK yang sepi, bebas dari hiruk pikuk pertandingan. Stadion klasik ini semoga bisa mendapat pengakuan dunia seperi Old Trafford dan Santiago Bernabeu sebagaimana diharapkan pula oleh pengelolanya. Harapan saya kalau ada pengakuan internasional begitu, GBK lebih diperhatikan dan bisa terus terjaga pengelolaan serta perawatannya. 
Saya jadi pengen nonton pertandingan di GBK nih. Belum pernah nonton bola di stadion bagus soalnya. Udah pada main ke GBK yang sudah direvitalisasi belum? Coba jalan sore atau joging ke sana yuk mumpung masih baru. Tapi jangan lupa jaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan ya. :D

You Might Also Like

12 komentar

  1. wah keren, jadi gak becek dah...
    semoga itu kursi kursi penonton gak rusak lagi, oleh ulah supporter bola, seperti beberapa waktu lalu
    heuheuheu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya itu yang bikin sedih pengrusakan gitu. Iya nih bebas becek dan bisa naik ojek, haha.

      Delete
  2. Aku belum main ke dalam stadionnya, envy sangaaaat, hahaha. Tapi udah ke tamannya dan lihat langsung maknyusnya itu air terserap tanpa bikin genangan gengges dimana-mana, hihi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu nggak kalah kece dan amazing dari stadionnya Mba. Serius aku takjub beneran lihat daya resapnya. :D

      Delete
  3. Iya...gua sempet rada marah juga sih sama oknum yang merusak hehe, GBK lebih kece menjelang Asian games hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. kesel udah bagus-bagus napa dirusak ya Mas. Iya kece sekarang semoga terawat biar bagus terus :)

      Delete
  4. Wah gayanya di dalam Foto Kece2 dan keren sekali Mbak,,,, :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. ngk nyangka ternyata Admin Blog ini ramah juga, mksih Mbak atas kunbalnya..... :) Happy Blogging.

      Delete
    2. Iya kalau ada yang komen biasanya disempatkan komen balik juga di artikel yang emang menarik buat saya :)

      Delete
  5. Udah jeng tapi belom masuk wkwkwkwkwk...envy banget dah ngeliat di TV apalagi liat kamu main ke sana dan kalau ada pertandingan pasti lebih seru yaa.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kayaknya seru kalau ada pertandingan, tapi nggak mungkin nonton. Haha. Padahal pingiin :p

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar.
Love, Nia :)

Like us on Facebook

Instagram