Pages

Monday, 25 September 2017

DIY: Pop Up Frame Mahar Pernikahan

Assalamualaikum. Gimana kabar teman-teman? Mau nyicil cerita-cerita nyiapin pernikahan nih. Pada tertarik nggak yah? Hihi. Saya dan Aryo kemarin mempersiapkan pernikahan kurang lebih hanya selama dua bulan. Alhamdulillah semua lancar. Namun ternyata H-dua minggu saya baru inget kalau kami belum punya kotak mahar untuk mendisplay mahar atau maskawin.
Saya pun bergerilya di instagram dan google tentang informasi kotak mahar. Saya dan Aryo sepakat mau kotak mahar yang berupa frame pop up gitu. Eh nyebutnya pop art apa pop up sih? Bingung. Hehe. Untuk saat ini saya menyebutnya pop up aja yah.

Ada satu penjual pop up frame yang cocok banget sama selera saya, harga satu framenya Rp 600K. Lumayan mihil yah. Pas saya telpon ada yang ready. Tapi kemudian mikir-mikir, buat dipajang pas akad doang kenapa nggak nyari yang lebih murah. Ternyata yang lebih murah pada lama-lama banget jadinya, nggak ada yang ready. Plus keliatan ada komentar-komentar komplain dari pelanggannya gitu.
Kemudian tercetuslah bikin pop up frame sendiri. Saya pengennya yang ada dedaunan dan bunga. Untungnya kami punya design undangan dalam bentuk corell, jadi kami ambil desugnnya dari sono. Undangan kami didesign oleh teman saya Dara (instagram Dara).

Awalnya saya pikir saya sendiri yang bakalan bikin. Tapi karena saya rempong pas ngerjain corell, akhirnya semua diakuisisi Aryo dan saya nggak boleh meyentuh sama sekali, hahaha. Yaudah deh saya nyantai-nyantai aja.
Alat-alat yang perlu disiapkan saat mau bikin pop up frame mahar antara lain:

  1. Frame (kami beli yang ukuran 30x40 cm dari Tokopedia, dapat harga Rp 50K
  2. Design untuk di print, siapkan dan perhitungkan semuanya dan jadikan dalam satu halaman supaya lebih hemat ketika di print. Kami print di Snapy Rp 18K ukuran A3+. Satu lembar A3+ itu pas penuh buat bikin pop up frame mahar seperti punya kami
  3. Kertas foto untuk background, kami beli di snapy juga. Ukuran untuk frame 30x40 cm bisa pakai kertas foto ukuran A3+. Kami dikasih gratis sama Snapy Jalan Bangka Raya, hehehe. Eh ini bukan endorse ya. Tapi emang keberadaan Snapy yang buka sampai malam membantu banget)
  4. Double tape
  5. Gabus untuk ditempelkan dengan pola yang diprint supaya kesan 3D dari pop up framenya dapat. Bisa pakai gabus yang potongan papan, biasanya dijual di fotokopian Rp 8k.
  6. Penggaris, Gunting, Cutter, dan Obeng.
Bagian paling lama dalam pengerjaan pop up frame mahar ini adalah menyusun pola yang akan diprint. Perlu perhitungan yang cermat supaya pas dan nggak kurang. Kemudian menyatukannya dalam satu lembar ukuran A3+ juga perlu perhitungan yang cermat. 

Cara Membuat Pop Up Frame untuk Mahar:
  1. Siapkan frame dan tempeli kertas foto atau kertas lainnya yang akan dijadikan bcakground.
  2. Setelah print pola tadi, gunting satu per satu. 
  3. Coba susun sesuai konsep yang sudah direncanakan. 
  4. Kalau sudah pas semuanya, tempeli guntingan pola dengan double tape. 
  5. Susun lagi sesuai hierarki mana yang mau ditampilkan di depan dan ditonjolkan dengan gabus. 
  6. Potong gabus tipis-tipis sesuai tampilan pop up 3D yang diinginkan.
  7. Lalu tempelkan ke dalam frame.
  8. Tutup frame, dan jadilah pop up 3D untuk mahar bikinan sendiri.
Saya seneng banget sama pop up mahar bikinan Aryo ini. Yaiyalah sesuai selera wong designnya juga dari undangan kami sendiri. 

Range harga antara beli dan bikin sendiri cukup jauh ya, hihi. Jadi kalau teman-teman ada yang mau menikah dan punya waktu senggang sekitar setengah hari, daripada muter-muter nyari atau pusing googling, cobain deh bikin sendiri. Jangan lupa tentuin konsepnya dulu yah. Lalu bikin aja sesuai selera kalian masing-masing. Buat yang sudah menikah, bisa kok bikin pop up frame untuk hadiah atau untuk pernikahan Saudara atau teman dekat.
Oiya kalau kalian masih bingung dengan penjelasan saya, banyak tutorial di youtube kok tentang cara bikin DIY Pop Up Mahar ini.

Selamat mencoba! :D

Saturday, 16 September 2017

Pixy Asian Beauty Trip & Pixy Lip Cream Nude Series

Assalamualaikum. Tadi siang saya baru datang ke ajang penjurian Pixy Asian Beauty Trip yang merupakan puncak acara kolaborasi Pixy dan dream.co.id. Pemenangnya bakal diberangkatkan ke Jepang lho. Asik banget ya ke Jepang bareng perusahaan kosmetik PMA Indonesia-Jepang di bawah Mandom.
Sesuai dengan tajuk acaranya, Pixy Asian Beauty Trip ini mencari wajah-wajah baru dengan mengutamakan kecantikan Asia. Nggak cuma kecantikan rupa dan fisik saja, kecantikan pribadi pun menjadi nilai tersendiri pada ajang ini. 

Ngomong-ngomong soal kecantikan Asia, kita patut bangga jadi orang Indonesia, yang mana negara kita terdiri dari banyak suku. Jadi kecantikan para perempuannya pun sangat beragam. 
Sebelum acara penjurian dimulai, MC ngajak ngobrol Mika Tambayong, brand ambassador Pixy sejak tahun lalu. Kemudian dari obrolan tersebut diarahin ke topik ulang tahun Mika di hari itu. Mika kelihatan seneng banget dan bilang dari tadi nggak ada yang ngucapin ulang tahun ke dia katanya. Mika ngira nggak ada yang tahu ulang tahunnya.
Pas acaranya dimulai dan para peserta jalan beriringan ke panggung, saya sempet kepikiran kayak ada yang kurang. Baru ngeh kalau ternyata semua peserta tampil bare face tanpa make up sama sekali lho. Baru kali ini saya lihat ajang kecantikan yang super berani gini. Nunjukin kecantikan alami para kontestan apa adanya. Meski tanpa make up, para finalis kelihatan cantik-cantik.

Nah abis itu mereka semua baru boleh dandan. Luar biasa pada jago dandan sendiri. Seru gitu ngeliat mereka make up-an sambil ngejar waktu.
Sehabis makan siang para peserta masuk ke ajang penjurian. Satu per satu diminta menjawab pertanyaan dari para juri. Tapi nama jurinya diambil secara acak gitu. Jadilah pertanyaannya pasti dadakan seperti tahu bulat, hehe, dan nggak terduga. Ada yang jawabnya tegang, ada yang emang kelihatan jago ngomong di depan umum, jadi penuh percaya diri. 

Acara penjurian Pixy Asian Beauty Trip ni semacam vonis terakhir setelah usaha keras mereka memenangkan aneka vote melalui sosial media. Mereka pasti niat banget. Tapi emang hadiahnya super lumayan, ke Jepang grateeis.

Oiya semua peserta kebanyakan bergaya ala Jepang gitu. Mewakili trend fashion dari beberapa area berbeda di Jepang. Ada yang tampil kawai ala Harajuku dan tampil edgy ala Shibuya yang sibuk. Cakep-cakep semua. 
Seperti biasa, ajang penjurian pasti butuh waktu untuk para juri memutuskan siapa yang akan menjadi pemenang Pixy Asian Beauty Trip. Sambil nunggu penjurian, kita asik nyanyi-nyanyi sembari nyimak Lutfi Hakim dari famous.id bawain lagu-lagu kekinian yang sebagian besar peserta pada tahu, misalnya lagunya Payung Teduh. Ada juga lagu-lagu populernya Kahitna. 
Saya dan teman-teman asik nyobain 6 varian warna baru dari Pixy Lip Cream Nude Series sembari menunggu pengumuman pemenang Pixy Asian Beauty Trip. Warna lip creamnya  Pixy emang cakep-cakep dan sesuai selera saya semua. Jadi bingung nih kalau travelling bakalan bawa yang mana.
Daan, saat-saat yang dinantikan peserta akhirnya tiba juga. Pengumuman pemenang! Pertamanya dipilih 7 dari 13 peserta untuk maju ke depan. Ternyata mereka finalis yang tidak masuk ke 6 besar. Meski begitu Mika Tambayong membesarkan hati mereka bahwa ia dulu juga merintis karir dari ajang serupa dan nggak menang. Meski begitu event seperti ini bisa jadi batu loncatan untuk menuju karir selanjutnya di dunia entertainment.
pemenang ke 4,5, dan 6

winner, runner up, 2nd runner up. Seneng banget ya ke Jepang


Sumringah banget ya wajah para pemenang. Selamat untuk yang akan berangkat ke Jepang. Semua finalis keliatan seneng pas penutupan acara. Seru ngelihat orang-orang cantik pada saling support. :D

Pada penasaran nggak sih sama hasil polesan Pixy Lip Cream Nude Series ini? Saya coba pakai pas acara, cepet kering dan pas dipakai minum nggak ngebekas di gelas. Pas di rumah saya pakai makan es krim juga aman. 
Karena warna dasar bibir beda-beda, biar teman-teman yang punya warna dasar bibir beda bisa lihat warna asli lip creamnya lebih jelas, saya coba kasih detail tiap warna lip creamnya pixy yang nude di tangan ya. Hasilnya gini nih:
Urutan warnanya dari atas ke bawah:
07 Vintage Rose
08 Delicate Pink
09 Glam Coral
10 Sweet choco
11 Gaudy Orange
12 Mild Peach
Senengnya event gini tuh bisa ketemu sama teman-teman blogger lain. Selain ketemu para beauty blogger, saya juga seneng banget karena bisa ketemuan sama teman-teman Indonesian Hijab Blogger yang selalu bikin happy! See you later teman-teman. Thankyou for having us PixyXdream. 

Wednesday, 13 September 2017

Menikah

Assalamualaikum. Mau sharing tentang update kehidupan pribadi nih. Jarang-jarang kan saya ngomongin private life gini. :D
Sama siapa? Nggak seperti teman-teman yang mungkin menikah dengan pacarnya setelah kebersamaan bertahun-tahun, jadi nanti saya nggak bisa posting foto sama dia dan dikasih caption: foto sama mantan pacar. Lha nggak pernah diajak pacaran. Dibilang #temantapimenikah kok kayaknya tadinya kami nggak seakrab itu. Cuma memang kami kadang ketemu waktu kuliah D IV dan sering ketemu karena kemudian satu lantai setelah sama-sama bekerja kembali. Ta'aruf juga tidak karena tidak memenuhi step by step-nya ta'aruf, hehehe.

Saya merasa beruntung sekali tiba-tiba mendapat rejeki ini. Bersyukur dan bahagia. Semoga teman-teman yang belum dipertemukan dengan jodohnya juga dapat segera mendapati rejeki pernikahan dan merasakan kebahagiaan serupa ya.

The Beginning of The Story

Jadi ceritanya gini, Maret-awal April lalu ketika saya sudah menyerah tentang jodoh dan pernikahan karena sudah lelah dengan keadaan dan sudah berani untuk sepenuhnya tawakal, saya berpikir barangkali saya belum akan menikah sampai umur saya 30-an nanti. Karena saya merasa akan sulit menemukan calon pasangan yang menerima karakter saya dan yang mendukung kegiatan saya. 

Meski masih beberapa tahun ke sana, ada rasa insecure menyambut umur 30-an dalam keadaan single. Karena tengok kanan kiri udah pada nikah semua dan udah pada gendong anak. Kemudian saya mencoba mencari apa saja yang membuat saya insecure. Saya mulai memikirkan hal-hal positif atas kondisi saya yang masih single.

Sebenarnya pressure paling beratnya kadang bukan dari diri sendiri, tapi karena pertanyaan dari orang-orang sekitar. Apalagi pas ada yang melihat kita dengan pity, haha. Padahal kitanya baik-baik aja, apalagi saya memang suka menyendiri. Jadi sebenarnya semua itu balik lagi ke kita ya, mau bagimana mengamati, mengatasi, dan menetralisir rasa-rasa nggak enak yang muncul supaya tau gimana happy dengan kondisi masing-masing.

Serba Nggak Sengaja

Lalu, pada suatu istirahat siang di kantor sewaktu saya baca buku di tempat favorit untuk mendapatkan cahaya matahari, nggak sengaja saya ngobrol tentang relationship dengan teman saya, Argo. Lalu teman kami, Aryo, bergabung. Kemudian kami jadi sering jalan bertiga. Lalu suatu hari Argo pulang kampung, jadi hanya tinggal saya dan Aryo di Jakarta pada beberapa lapis long weekend beruntun April-Mei.

Saat pertama kali saya menghabiskan waktu jalan-jalan berdua saja dengan Aryo ke Museum Nasional, Kota Tua dan Galeri Nasional, saya merasa happy dan benenergi. Biasanya saya merasa lelah jika menghabiskan waktu terlalu banyak dengan orang lain.

Selepas itu saya selalu mengiyakan ajakan Aryo makan bareng atau pulang bareng. Dari situ kami relatif lebih dekat dari biasanya. Eh, ternyata dia supportif banget sama kegiatan saya main-main bikin video dan post blog. Bahkan Aryo bantu saya bikin postingan yang cukup sulit waktu itu. Hehe.

The Proposal

Pada suatu minggu pagi di penghujung Bulan Mei selepas jalan kaki di sepanjang car free day area di Jalan Sudirman. Saya dan Aryo sepakat ke Tak Kie di Glodok yang terkenal dengan kopinya itu. Namun karena kami sampai sana sudah sekitar pukul 9, Tak Kie penuh sesak dan akhirnya kami makan di Soto Afung tak jauh dari sana. 

Ketika makan, Aryo dapat telpon dari Kakaknya. Kemudian dia ketawa-ketawa sendiri setelah menutup telepon. Lalu saya tanya,"Kenopo?" Aryo menjawab "Nek lebaran lamaran piye?" lalu dia cekikikan lagi. Dan saya menyahut asal,"Emang yakin?" Eh anak itu menjawab dengan mantap'"Kenapa nggak?" That's our unromantic proposal. Hahaha.
Jadi kami menjadi lebih dekat dari sekadar teman karena tak sengaja. Sering jalan bareng karena kami sama-sama tak punya agenda ketika banyak libur di akhir April dan Mei lalu. Kami resmi dekat jelang puasa karena baru sadar ternyata kami cocok di banyak hal.

Pengen Nikah Umur Berapa?

Sebenarnya saya sudah ingin menikah sejak sebelum berusia 25. Tapi pasca 25 saya menyadari beberapa hal pada diri saya yang menurut saya perlu diwaspadai terkait kecocokannya dengan calon pasangan.

Pertama, tentang cara saya berbicara dan mengungkapkan pendapat yang kalau disalahpahami bisa dikira melawan. Kedua, saya sangat mandiri dan independen. Apalagi saya punya beberapa keinginan yang akan sangat sulit diwujudkan dengan parner yang resisten pada perubahan. Hal-hal tadi ternyata jika dipadukan, cukup buat bikin pressure, haha.

Ketiga, saya tipe penganut "you can't rule me." Tipe-tipe yang belum apa-apa udah ngatur-ngatur dan mengharuskan perempuan untuk begini begitu akan sangat tidak cocok untuk saya. Meski di sisi lain saya penganut paham perempuan itu di rumah ya masak ya ngurus pakaian dan saya pengen ngurusi hal-hal itu sendiri kalau masih sanggup. Paling enak emang ketemu temen hidup yang nggak keberatan dengan diri kita apa adanya, tapi mau dan tau gimana ngasih masukan sama kita, ya nggak sih? :D

Dari cerita singkat tadi, saya pengen menyampaikan ke teman-teman yang belum menikah bahwa penting lho untuk punya kriteria tentang calon pasangan supaya kita nggak terbawa ke arah yang tidak diinginkan. :)

Yak begitulah, akhirnya saya menikah di usia 28, ketika saya merasa sudah agak sedikit lebih matang (semoga benar ya Allah, amin). 

Saya yakin kebanyakan yang mampir di blog ini sudah duluan menikah, jadi saya mohon doanya supaya dapat mengarungi bahtera rumah tangga dengan selamat. Menjadi keluarga sakinah mawaddah warrahmah. Amiiin...

Untuk teman-teman yang belum menikah dan sudah ingin, berapapun umur kalian, percayalah jodoh datangnya di waktu yang tepat. Dan seringkali di saat tak terduga. Ingat quotes terkenal dari Tolstoy, Tuhan Maha Tahu, tapi menunggu." Tetaplah menjadi diri sendiri tapi jangan lupa juga untuk selalu menjadi lebih baik dari versi dirimu masing-masing (saya yakin kalian semua sudah beyond ini! :))

Buat yang belum kepingin menikah, it's okay. Just enjoy your single time. I think marriage will be full of responsibility. Jadi nikmati kebebasanmu selagi kamu belum punya beban untuk bertanggung jawab tentang hidup orang lain. :D
Terima kasih banyak untuk teman-teman yang sudah mendoakan, datang jauh-jauh ke rumah saya dan ke Kutoarjo, atas segala pemberian, dan ucapan yang membahagiakan dari teman-teman semua. Semua Allah yang balas ya, semoga urusan teman-teman semua dilancarkan juga.

Tentunya saya tidak bisa mengabari berita bahagia tentang pernikahan kemarin kepada teman-teman semua, yang saya skip bukan berarti tidak dekat di hati. Semua karena keterbatasan waktu dan tenaga. Sekali lagi mohon doa baiknya njih. Tabik :)