Melihat Dari Dalam Jam Gadang

12:23

Jam Gadang yang selalu di gadang-gadangkan oleh Pemkot Bukittinggi dan Pemprov Sumatera Barat dalam promosi wisatanya merupakan menara jam yang sudah mengalami tiga kali perubahan atap. Awal didirikan pada masa pemerintahan Hindia-Belanda, atap pada Jam Gadang berbentuk bulat dengan patung ayam jantan menghadap ke arah timur di atasnya. Kemudian pada masa penjajahan Jepang diubah menjadi bentuk pagoda atau yang menyerupai bentuk atap rumah tradisional Jepang. Terakhir setelah Indonesia merdeka, atap pada Jam Gadang diubah menjadi bentuk gonjong atau atap pada rumah adat Minang.
Pertama kali atapnya bertemakan Eropa karena memang jam gadang ini merupakan hadiah ratu Wilhelmina kepada Rook Maker selaku controleur Fort De Kock (nama Kota Bukittinggi kala itu). Dari wikipedia jam ini selesai dibangun pada 1926 tanpa menggunakan adukan semen dan besi penyangga, materialnya hanya kapur, putih telur dan pasir putih. Breathtaking...

Terdapat 4 jam dengan diameter masing-masing 80 cm pada Jam Gadang. Jam tersebut didatangkan langsung dari Rotterdam, Belanda melalui pelabuhan Teluk Bayur dan digerakkan secara mekanik oleh mesin yang hanya dibuat 2 unit di dunia, yaitu Jam Gadang itu sendiri dan Big Ben di London, Inggris. Mesin jam dan permukaan jam terletak pada satu tingkat di bawah tingkat paling atas. Pada bagian lonceng tertera pabrik pembuat jam yaitu Vortmann Relinghausen. Vortman adalah nama belakang pembuat jam, Benhard Vortmann, sedangkan Recklinghausen adalah nama kota di Jerman yang merupakan tempat diproduksinya mesin jam pada tahun 1892. Sumber: wikipedia

Pada bulan September 2013 kemarin saya dapat tugas jaga pojok pajak di taman jam gadang. Kesempatan istimewa pun datang, saya diminta membacakan pengumuman tentang keberadaan pojok pajak dari dalam jam gadang, heuheuheu, abis itu saya ditawarin naik sama Bapak penjaganya. Asiik, belum tentu keulang seumur hidup kan :D

Di lantai yang dibawah lantai paling atas (riweuh) ada mesin-mesin jamnya seperti ini:
 
 
Lalu bandul ada di lantai paling atas, kabarnya bandul ini pernah patah saat terjadi gempa tahun 2007.
Pemandangan favorit saya di Bukittinggi adalah Marapi dan Singgalang, kita bisa melihatnya dari dua sisi di dalam puncak menara jam gadang.
 
Sedangkan pemandangan dari luarnya (ehm karena saya buta arah di sini dan orang lokal nggak ada yang tau arah utara selatan barat timur seperti kebiasaan saya menghafal arah di Jawa) maka saya bagi ke empat sisi aja ya. Sisi depan yang menghadap jalan ada taman dan istana Bung Hatta, proklamator favorit saya, di sisi ini sekaligus ada Gunung Marapi. Di sisi lain ada Plaza Bukittinggi dan Bank BRI, kemudian Pasar Ateh dan kebun binatang Bukittinggi, benteng Fort De Kock dan Jembatan Limpapeh, lalu Gunung Singgalang (kalau nggak kebalik sama marapi), ampun saya udah lupa dan saat itu saya ke atas berdua dengan teman saya yang sama buta arahnya.
 
 
 
penampakan saya
kalau yang ini teman saya :p

Dengan lokasinya yang sangat strategis dan biaya pembangunan sebesar 3000 Gulden yang kala itu gede banget, jam gadang emang layak sih di gadang2kan, tapi tolong jangan buang sampah sembarangan kalau kalian maen ke taman jam gadang yaaa... Mari kita jaga kebersihannya. Fyi udah pada tau kan gadang artinya besar? Tapi jangan berimaji kalau jam ini gede banget atau setinggi monas yak :p

You Might Also Like

4 komentar

  1. Ah Nia bikin iri aja nih. Jarang-jarang khan yang bias naik sampai ke atas Jam Gadang itu? Wah ternyata kisah di balik pembuatan Jam Gadang ini (baik ulasan material dan sejarahnya) menarik ya. Terutama fakta bahwa mesin jam nya cuma ada dua set di dunia. Jam Gadang di Bukittinggi dan Big Ben di London. Menarik!

    Nice article Nia.
    And thanks for writing something from my father's hometown :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama Om Bart, pengalaman extra ordinary nih. Jadi ngeh jg ada beberapa typo. Hehe. Juga ketular semangat positifnya kalau ada yg dapat manfaat atau dapet keseruaan dari blog post kita ya. Wah, ternyata Ayahnya Ok Bart urang Bukik:D

      Delete
  2. Aku belum pernah ke Padang, sepertinya seru ya... Baca tulisan Nia berasa langsung ada di Padang hahahhaha

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar.
Love, Nia :)

Like us on Facebook

Instagram