Taxman

01:10

Let me tell you how it will be
There's one for you, nineteen for me
'Cause I'm the taxman, yeah, I'm the taxman
Should five per cent appear too small
Be thankful I don't take it all
'Cause I'm the taxman, yeah I'm the taxman


If you drive a car, I'll tax the street,
If you try to sit, I'll tax your seat.
If you get too cold I'll tax the heat,
If you take a walk, I'll tax your feet.

Don't ask me what I want it for
If you don't want to pay some more
'Cause I'm the taxman, yeah, I'm the taxman


Now my advice for those who die
Declare the pennies on your eyes
'Cause I'm the taxman, yeah, I'm the taxman
And you're working for no one but me.


Lagu dari band legendaris asal Inggris tersebut cukup menggambarkan bagaimana perspektif kebanyakan orang terhadap pegawai pajak. Tak dapat dipungkiri, pegawai pajak selalu menjadi sorotan karena pada era sebelum reformasi birokrasi petugas pajak sangat ditakuti, penyebabnya adalah kurangnya transparansi atas pemungutan dan sanksi yang diberikan pada Wajib Pajak (WP). Namun ketika reformasi birokrasi digalakkan, maka institusi yang mengelola pemungutan pajak di Indonesia, yakni Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mulai berubah dan mengutaman pelayanan. Selain itu adanya reformasi merubah pola kerja dalam DJP berorientasi hasil dan diberikannya remunerasi bagi para pegawai DJP dengan tujuan untuk meminimalisir korupsi. Tadinya reformasi birokrasi perpajakan berjalan lancar hingga muncul kasus Gayus Tambunan yang demikian hebohnya hingga mempengaruhi penerimaan perpajakan. Kepercayaan masayarakat terhadap institusi pajak menurun drastis. Pegawai pajak menjadi sasaran digayus-gayuskan. Padahal dari 32ribuan pegawai, saya yakin orang yang seperti gayus jumlahnya sangat amat sedikit karena reformasi birokrasi telah berhasil membuat lingkungan DJP jauh lebih bersih. Tak dapat dipungkiri, oknum selalu ada. Makanya daripada menghujat, bagi para wajib pajak jangan lupa untuk menunaikan kewajiban dengan cara yang benar, jangan mau nyogok apalagi diperas. Laporkan oknum yang demikian. Bayar pajak ya di bank atau kantor pos dengan surat setoran pajak sebagai bukti untuk kemudian dilaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak terdekat. Dukung pegawai pajak yang amanah ya, jangan ditawari yang bukan haknya ya ^^
Berat sekali atau mungkin "malesin" ya rasanya hal-hal terkait perpajakan. Sebenarnya dalam islam pajak ini gimana sih? Saya sebagai umat muslim sering kepikiran apa sih bedanya pajak dengan zakat? Kenapa musti ada pajak? Kalau secara awam maka pajak itu ada karena adanya APBN, dana alokasi penerimaan APBN negara kita cukup mengkhawatirkan karena sangat bergantung pada utang luar negeri yang fluktuatif dan sangat sensitif terhadap perubahan nilai tukar kurs mata uang US Dollar dan tingginya bunga yang harus dibayar kembali. Mau tidak mau, andalan pendapatan dalam negeri yang paling memungkinkan adalah pajak. Namun polemik perpajakan seakan tak ada habisnya, bayang kelamnya pajak selalu diungkit-ungkit sebagai alasan keengganan masyarakat memenuhi kewajiban perpajakannya. Akibatnya target pajak tahunan beberapa tahun terakhir tidak terpenuhi, padahal kebutuhan dana APBN dari tahun ke tahun semakin tinggi.

Pajak atau Zakat?
Pada prinsipnya, baik pajak maupun zakat memiliki persamaan yaitu tujuan yang sama untuk menyelesaikan masalah ekonomi dan keduanya telah diatur agar dapat dikelola menurut cara yang dianggap tepat untuk mencapai tujuan tadi, yaitu dengan menyetorkan pembayarannya ke lembaga resmi yang sudah disahkan pemerintah. Selain itu tidak semua orang dikenakan kewajiban dua pungutan ini, semuanya dikembalikan kepada batas minimum untuk dapat dikenakan kewajiban menjadi wajib bayar pajak dan zakat. Di Pajak batas ini dikenal dengan istilah (Penghasilan Tidak Kena Pajak) dan Nishab jika pada Zakat.
Perbedaan yang paling pokok antara Pajak dan Zakat adalah sumber perintah pelaksanaanya, Zakat bersumber dari Al-qur'an sementara Pajak bersumber dari Undang-Undang dan regulasi lain yang merupakan buatan para penyelenggara negara. Sehingga hal ini berdampak pada niat saat membayar. Tanpa bermaksud mengukur kadar keikhlasan, mungkin para Muzakki (pembayar Zakat) lebih ikhlas melakukannya daripada pada Wajib Pajak walaupun kedua pungutan ini sama-sama tidak memberikan imbalan langsung kepada pembayarnya. (Sumber).

Dalam laporan perpajakan sudah difasilitasi bahwa zakat yang dibayarkan dapat dikurangkan dari penghasilan netto wajib pajak. Ngomong-ngomong deadline penyampaian SPT Tahunan PPh Orang Pribadi untuk tahun pajak 2014 pada 31 Maret 2015 lho. Buruan yuk yang belum lapor. Jangan khawatir, setoran perpajakan masuknya langsung ke rekening negara, makanya bayar dengan cara yang benar ke bank atau kantor pos dengan Surat Setoran Pajak (SSP) ya. Sedangkan untuk karyawan, kalian tinggal melaporkan saja atas pajak yang sudah dipotong oleh pemungut pada tempat kerja masing-masing. Sekarang ada e-filing lho, nggak perlu antri ke Kantor Pajak, tinggal klik-klik aplikasinya beres deh. Malu ah jadi free rider, apalagi kalau BBM aja pakai yang disubsidi dan pastinya masih lewat jalan raya yang dibiayai dari APBN kan? Ibarat kita melihat orang lain naik bus gratis sedangkan kita bayar, rela nggak? hihihi. Setiap wajib pajak bisa konsultasi GRATIS lho dengan Account Representative (AR). Silakan datang ke KPP Pratama terdekat jika dirasa butuh konsultasi. Via call center juga bisa, silakan telpon ke 500200 aja, dijamin petugasnya informatif dan solutif. Semua pelayanan FREE ya. :)
Jadi saya ngomong panjang lebar terkait pajak ini karena topik IHB blog post challenge bulan Maret adalah inspirasi profesi. Saya memilih untuk menulis tentang pegawai pajak. Rasanya sejak kecil belum pernah saya temui satupun anak yang bercita-cita menjadi pegawai pajak, bahkan saya sendiri belum pernah bercita-cita menjadi fiskus. Sejak mengenal suatu profesi dan mulai ditanya oleh guru atau orang tua kita ketika masih Sekolah Dasar (SD), sebagian anak pasti bercita-cita menjadi guru, dokter atau polisi. Padahal ketiga profesi tersebut merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang penghasilannya berasal dari dana APBN. Jika membicarakan APBN maka baru ketahuanlah betapa negara kita bergantung kepada pendapatan pajak. Proporsi penerimaan pajak dalam sumber dana APBN hampir mencapai 70%. Sisanya sebagian besar dari hutang dan kurang dari 5% dari hasil Sumber Daya Alam (SDA). Mungkin banyak yang belum mengerti mengenai hal ini, saya pun maklum. Penghasilan orang yang berprofesi dalam pengelolaan SDA misalnya pertambangan, jauh melebihi profesi pemungut dan pengelola perpajakan lho. Kayaknya berat ya jadi pegawai pajak, banyakan black campaign-nya, eh ketika ada isu kenaikan tunjangan seperti sekarang ini menjadi bulan-bulanan media dan massa. Hihihi. Peace ya, saya no komen karena saya sendiri adalah fiskus off duty, jangan serang saya, hahahaaa ^^
Sebenarnya kenapa saya memilih pegawai pajak sebagai profesi yang menginspirasi bukan karena ini pekerjaan saya dan saya sangat bangga dengan itu, tentu bukan. Bahkan saya merasa pekerjaan ini terlalu berat secara mental dan saya berpikir untuk resign saja. Namun jika ingat betapa masih minimnya kontribusi saya pada negara maka saya memilih bertahan dan bahkan memperpanjang masa ikatan dinas saya dengan bersedia disekolahkan negara (lagi). Ayo kita ikutan menjaga birokrasi supaya bebas dari KKN, minimal pada satu kursi yang kita duduki. 

Saya membahas profesi ini karena pentingnya peran perpajakan dalam pembangunan dan kelangsungan negara tercinta ini. Saya harap tulisan ini sedikit mencerahkan bagi pihak yang masih awam mengenai perpajakan. Semoga para pegawai pajak di luar sana yang masih amanah mendapat dukungan dari masyarakat. Meski masih banyak kekurangan di dalam institusi ini, selalu ada usaha perbaikan dan peningkatan di sana sini, kritik yang membangun tentu selalu diharapkan. Di sisi lain semoga kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pajak juga meningkat dan jangan mau dirugikan oknum yang mengeruk kepentingan pribadi dengan mengatasnamakan pajak. Semoga target perpajakan tahun ini (yang akan digunakan untuk pembiayaan APBN tahun depan) dapat tercapai sehingga tanggungan utang luar negeri yang harus dipikul anak cucu kita berkurang dan pembangunan dapat terus berlangsung sehingga Indonesia menjadi negara maju, amiin. Kita sebagai masyarakat juga berhak mengawasi penggunaan dana dari perpajakan yang telah berwujud APBN/APBD dalam pembangunan suatu infrastruktur. Kita bisa ikut mengawal agar dananya sesuai dengan peruntukannya. Apabila ada yang tidak sesuai, kita berhak untuk protes atau melaporkannya kepada pihak berwenang, jangan sampai banyak kebocoran dimana-mana, supaya pajak yang kita bayarkan dapat mencapai sasarannya.
Kayaknya itu aja dulu mengenai pajak dan pegawai pajak, saya tertarik membahas profesi salah satunya karena sensitifitas mengenai wanita bekerja nih. Setahu saya apabila sudah menikah maka yang utama adalah izin dari suaminya atau izin orang tua apabila belum menikah dan menjaga adab-adab keluar rumah bagi wanita, diantaranya berpakaian syar'i dan aman dari fitnah ya. Apapun profesi seorang wanita, saya rasa wanita lain harus supportif terhadapnya. Saya orang yang percaya bahwa sesama wanita harus saling mendukung. Bagi saya profesi yang paling mulia adalah menjadi ibu rumah tangga, saya membayangkan betapa nikmatnya IRT bisa bersama terus-terusan dengan si buah hati dan selalu tau perkembangannya. Namun mungkin IRT akan protes terhadap saya dan menyampaikan bahwa sesekali ia bosan karena monoton, Nah disinilah saling dukung tadi diperlukan, sesekali kita bisa silaturahim baik bertemu di suatu tempat maupun saling mengunjungi supaya bisa saling bercerita dengan tujuan untuk saling meningkatkan kualitas diri. Kalau ngomong doang via tulisan gini enak ya, pelaksanaannya agak susah karena perbedaan prioritas waktu ^^

Yak demikian postingan saya mengenai inspirasi profesi yang saya ikutsertakan dalam IHB blog post challenge bulan Maret ini. Apa profesi yang menjadi inspirasimu? Share yuk ^^

You Might Also Like

13 komentar

  1. Tugas yg berat, karena memegang uang rakyat. Makanya banyak oknum pegawai pajak yang mencuri uang rakyat. Kita doakan semoga mereka amanah. Aamiin....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Fyi aja Mba, pegawai pajak sama sekali nggak megang uang rakyat Mba soalnya apa yg dibayarkan wajib pajak langsung disetorkan sendiri oleh wp ke bank/kantor pos dan itu langsung masuk rekening negara, pegawai pajak manapun termasuk dirjen pajak tidak punya akses untuk pencairannya. Sedangkan kasus gayus maupun korupsi perpajakan yg terjadi itu biasanya oknum menerima suatu benefit baik uang atau sesuatu yg lain yg mengganggu obyektifitas pegawai pajak dlm menjalankan tugasnya, biasanya membuat potensi penerimaan pajak ke rekening negara menurun. Jado yg dibayarkan ke rekening negara sama sekali tidak ada kaitannya dan tidak dipegang pegawai pajak. Tugasnya hanya memantau berapa dana yg sudah masuk ke rekening negara itu :)

      Delete
    2. Makasih banyak Mba doanya, amin semoga para pegawai DJP semakin amanah :)

      Delete
  2. Wah. Baru tahu kalau dirimu juga fiscus officer. KPP mana?

    Ryan
    Ryanfile.wordpress.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku fiskus off duty Mas, lagi parkir aja di STAN, hehehe ^^

      Delete
  3. Semangat Niaaa, lagi S2 toh? Temen2ku juga banyak yang pegawai pajak, dan mereka bilang kerjanya memang berat banget... Apalagi nggak semua wajib pajak bener2 jujur melaporkan harta kekayaannya. Semoga para pegawai pajak mampu jaga amanah yaaa, demi kas & keberlangsungan negara. Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Mba Tia, aku masih DIV Mba soalnya duru dari STAN DIII, hehehe
      Iya bener banget Mba, ibaratnya siapa sih yang bener2 100% jujur tentang pajak, selain pegawai yang udah dipotong sama bendaharawan/bagian keuangan kantornya ya, hihihi. Wajib Pajak yang sudah patuh biasanya juga masih "eman" buat total soalnya liat banyak di sekitaran mereka yang belum patuh dan jadi free rider aja. Nah tugas fiskus inilah menguji kepatuhan mereka. Iya Mba semoga mereka amanah dan tidak tergiur tawaran yang menguntungkan secara pribadi aja, supaya kredibilitas pajak makin baik dan penerimaan yang jadi target bisa tercapai ^^
      Nuwun banget lho Mba pengertian dan encorage-ing ya, I really apreciate it and made me more powerful :*
      Sehat selalu dan semoga programnya sukses ya Mba, amiin :))

      Delete
  4. Saya 5 bulan ini dapet amanah sebagai staff pajak di tempat kerja. Jadi lumayan familiar sama mbak-mas pegawai DJP. Dan menurut saya ramah-ramah sih, pelayanan juga cukup memuaskan :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Semoga terus begitu ya Mba ^^
      Thx for your compliment

      Delete
  5. Sukaa banget sama postingan ini niaaa, jadi punya gambaran jelas tentang dunia perpajakan. Gaya penulisanmu bagus banget lho, i think you should try to be contributor of woman magazine. Lots love ♥

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku terbang melayang ke angkasa baca komenmu Mba, secara jadi kontributor tulisan ke majalah tuh impian aku bangeeet, hihihi... Semoga aku bisa fokus belajar nulis ,biar bisa sebagus para kontributor majalah. Nuwun Mba Listiaa :* <3

      Delete
  6. Wah kereeeeen tulisanya mbak;*
    Suka bgt aaaaak

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar.
Love, Nia :)

Like us on Facebook

Instagram