Berkunjung ke Tempat Ibadah 5 Agama di Puja Mandala

22:53

Ketika saya dijemput Om dari Bandara Ngurah Rai menuju rumahnya, beliau menunjukkan suatu tempat dalam perjalanan kami, katanya merupakan tempat peribadatan 5 agama dalam satu komplek. Saya sangat antusias mendengarnya dan tak sabar untuk segera mengunjungi tempat itu nanti. Saya berpikir di mana lagi ya di Indonesia ini ada tempat ibadah 5 agama jadi satu?
Biasanya hanya ada masjid yang berhadapan dengan gereja saja di alun-alun kota di Jawa. Lokasi Puja Mandala yang dekat rumah Om membuat saya optimis sore nanti bisa mengunjunginya sendiri tanpa merepotkan untuk diantar. Saya tengok dari dalam mobil memang benar ada gereja berjajar dengan masjid, vihara dan pura. Saat itu pukul 10:30 pagi, masih sepi. Om dan adik saya memberi tahu jika pada saat-saat tertentu Puja Mandala akan dijejali bus-bus pariwisata yang besar-besar.

Kebetulan di hari yang sama sepulang dari Pantai Pandawa, keluarga Kak Putu mengajak saya dan Indhi ke Puja Mandala. Karena saya dan Indhi memang sudah bertukar cerita duluan melalui whatsapp dan mengagendakan hendak ke sana sore itu juga, maka kami tak menolak untuk ikut serta dengan syarat minta diantar kembali ke area perumahan Om saya.
Sore itu kondisi Puja Mandala sudah berubah seperti yang diceritakan Om saya. Parkirannya yang cukup luas sudah dipenuhi bus-bus besar dan mobil-mobil. Masjid Ibnu Batutah menjadi lokasi yang paling ramai karena saat itu memang waktu sholat ashar dan pengunjung yang menggunakan bus besar dari Jawa tadi kebanyakan beragama Islam. Bahkan toilet dan area wudhu wanita yang terdiri dari dua tempat sudah penuh semua.

Saya dan Indhi kebetulan butuh ke toilet. Sialnya di salah satu area toilet dan wudhu ada yang BAB sehingga aromanya menyeruak tajam ke seantero ruangan. Lalu saya dan Indhi yang tidak tahan segera berpindah ke area satu lagi yang ada di sebelahnya. Resiko ke toilet umum di tempat wisata rupanya kita harus siap menghadapi kemungkinan-kemungkinan yang lucu seperti itu. Keluar dari toilet, di ruangan itu ada yang BAB juga, lalu aroma aneh kembali menyeruak, saya dan Indhi cekikikan sampil berlalu pergi menuju masjid. 
Rupanya suami Kak Putu sudah sangat lapar selepas main di pantai, kami menunda jalan-jalan di Puja Mandala dan segera makan soto ambengan di dekat sana. Rasanya biasa saja, namun harganya sangat terjangkau, hanya 10 ribu saja. 

Setelah kenyang kami kembali ke Puja Mandala untuk melihat-lihat masing-masing tempat ibadah. Urutannya dari arah kiri ke kanan adalah Masjid Ibnu Batutah-Gereja Katolik Bunda Maria Segala Bangsa-Vihara Budhina Guna-Gereja Kristen Protestan Bukit Doa-Pura Jagad Natha. Semua bangunan berdiri di tanah dengan luas area yang sama rata dan bangunannya sama tinggi yang pembangunannya dilaksanakan oleh masing-masing umat. Hal tersebut memang sudah ditentukan ketika area ini mulai dibangun di bawah pengawasan pengelolanya, yakni PT. Bali Tourism Development Corporation (BTDC), pengelola kawasan Nusa Dua.
Sejarah berdirinya 5 tempat ibadah jadi satu ini cukup beragam ceritanya. Dari berbagai sumber dapat saya simpulkan bahwa ketika tahun 90-an warga Nusa Dua kesulitan untuk sholat Jum'at dikarenakan masjid besar untuk sholat Jum'at berlokasi di Kuta. Pada waktu itu mushola yang ada di kawasan nursery Nusa Dua juga dalam kondisi rusak dan memerlukan pembangunan mushola baru.

Lalu pada suatu waktu Nusa Dua Beach Hotel dibeli oleh Sulthan Hasanal Bolkiah, beliau mengusulkan dibangunnya mushola kecil di resortnya. Bagian perencanaan BTDC saat itu yakni Bapak Ir. Mandra dan Bapak Ketut Wirya mengusulkan pembangunan tempat ibadah bagi umat muslim kepada Ditjen Pariwisata kala itu, Bapak Joop Ave.

MUI Bali juga mengusulkan dibangunnya masjid namun terkendala SKB 2 menteri bahwa untuk pembangunan suatu tempat ibadah harus diusulkan oleh minimal 500 umat, saat itu umat muslim di Nusa Dua belum mencapai angka tersebut. Usulan dari pihak BTDC dan MUI tadi lalu difasilitasi Bapak Joop Ave untuk dilakukan pembangunan tempat ibadah lima agama di sana karena dinilai kebutuhan wisata bukan hanya kuliner, rekreasi, dan tempat istirahat saja, ibadah juga menjadi kebutuhan para wisatawan. BTDC selaku pengelola kemudian mengusulkan area tanahnya yang masih kosong yang berada di Kampial yang dulu masih sepi dan terpencil dengan luas area 2,5 hektar. Lalu dinamakanlah Puja Mandala.
Tanpa kami sadari di Puja Mandala saya yang mengenakan jilbab ini jalan-jalan dengan Indhi yang beragama Kristen dan keluarga Kak Putu yang semuanya Hindu. Ternyata kami bertiga beda keyakinan. Kami tahu itu, tapi baru sadar ketika di sana, rumah ibadah kami berbeda. Ada rasa syahdu berada dengan orang yang berbeda-beda di tempat yang menghargai keberagaman kami. Kondisi di Puja Mandala juga sama, bergerak dalam keragaman.

Orang-orang berduyun-duyun sholat Ashar di Masjid, lalu di rumah ibadah sebelahnya muda-mudi keluar Gereja dan ketika berkunjung ke Pura kami disapa ramah oleh Bapak Pengurus Pura dipersilakan untuk masuk. Sepertinya sebagian besar Warga Indonesia sudah rindu akan kerukunan dan saling toleransi seperti dulu. 
Dengan banyaknya turis yang berkunjung ke Puja Mandala, semoga banyak pihak yang ingat bahwasannya saling menghormati dan menghargai sebagai wujud toleransi merupakan hal yang indah, Bukan tentang siapa yang paling benar, namun mengenai bagaimana hidup berdampingan dengan rukun. Saya rindu wajah kaum muslimin yang menebarkan kedamaian :)

You Might Also Like

14 komentar

  1. Speechles Mba.. bayangin indahnya toleransi beribadah dan beragama di Puja Mandala. Suatu hari nanti kepingin ke sana merasakan suasana yang damai dalam perbedaan ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Klo liburab ke Bali mampir aja Mba, di Kampial Nusa Dua :)

      Delete
  2. Wah jadi inget dulu pernah ke sini waktu study tour SMP. Baru tahu namanya ternyata Puja Mandala hehe:p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Udah lama banget itu ya mba pasti, pas smp XD

      Delete
  3. Wahh aku mau mampir ah klo ke Bali :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Mba Yeye, mampir atuh. Supaya Mille bisa main2 dan lihat2 tempat peribadatan lain jg :D

      Delete
  4. Puja Mandala ini konsepnya seperti di TMII ya Mbak, rumah ibadah dari 5 agama yg diakui negara berdiri bersisian :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau Puja Mandala benar2 digunakan oleh umat pemeluknya di sekitar dan kelimanya jejer sama-sama di pinggir jalan Mba :D

      Delete
  5. Itu semuanya di gunakan aktif mba? wah kebayang rame ya kalo masing2 penganut saat ibadah di wktu bersamaan. Semoga tetap trjaga kedamaian dan toleransi nya disana. Jd pengen liat langsung hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya semuanya dibangun oleh umat agama tersebut yang tinggal di area Nusa Dua dan sekitarnya, trus semua digunakan ibadah sehari-hari bukan cuma simbol atau pajangan. Di masjidnya ada TPA tiap sore :)

      Delete
  6. cantik banget mb pose terakhirnya
    secerah bunga-bunga :))

    ReplyDelete
  7. Terimakasih informasinya mbak, baru tahu saya kalau ini tempat ibadah 5 agama. Semoga pas di Bali sempat sholat di masjid sana. Nice info

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar.
Love, Nia :)

Like us on Facebook

Instagram