Culinary Diary: Makan-Makan di Cirebon dalam Dua Hari Semalam

18:30

Berlokasi di antara Jawa Tengah dan Jawa Barat membuat Cirebon memiliki keunikan dalam hal bahasa dan kuliner. Percampuran dan peralihan budaya kedua provinsi tersebut membuat Cirebon menjadi unik. Keunikan itulah yang membuat saya dan teman-teman penasaran untuk lebih mengenal Kota Udang ini. Kami menghabiskan dua hari semalam dengan jadwal yang sangat padat. Postingan kali ini akan membahas tentang wisata kuliner saya dan teman-teman di Cirebon.
Perjalanan ini semacam perayaan karena kami sudah lulus kuliah. Hura-hura sebelum kembali menjadi pegawai kantoran. Kami serombongan bertujuh, yang perempuan hanya saya dan Fifi. Lima lainnya adalah Amin, Bayu, Dwiki, Rosy dan Wuyung. Ini perjalanan bareng-bareng kami yang kedua. Sebelumnya kami sudah pernah rame-rame ke Goa Vertikal Buniayu.

Rujak  Gado-Gado Ibu Hj. Wati dan Ibu Hj. Umy

Alamat: Jalan Parujakan No. 114A/66
Kak Ros - Kak Bay - Kak Wuy - Fifi - Kak Amin
Warung gado-gado ini bisa dijangkau dengan berjalan kaki dari Stasiun Cirebon Prujakan, jaraknya kira-kira hanya sekitar 500 meter. Karena kami naik kereta ekonomi yang memang berakhir perjalanannya di Stasiun Prujakan, kami sengaja menjadikan warung ini sebagai destinasi pertama.
Ibu Waty sedang menyiapkan gado-gado untuk para pelanggannya :D
Makanan utama yang paling terkenal di kedai ini adalah Rujak Gado-Gado. Saya sendiri kurang sreg dengan rasanya karena cenderung asin gurih. Saya lebih suka Gado-Gado yang manis pedas. Namun demikian teman-teman saya suka dengan rasa gurih asinnya ini.
Makanan lain yang kami coba di sini adalah Bihun yang disajikan di atas kerupuk besar dengan bumbu saus yang melimpah. Awalnya kami mengira ini adalah camilan karena hanya terdiri dari kerupuk dan bihun. Ternyata lumayan banyak isinya. Rasanya juga didominasi pedas asin.
Selain itu kami juga mencicipi Bubur Campurnya yang ternyata uenak bangeet. Camilan favorit kami di sini adalah Bakwan Udang yang wajib banget dicoba! Udangnya segar dan besar, ada di tengah bakwan. Selain itu ada juga combro dengan isian gula jawa yang manis atau oncom yang gurih asin dan sedikit pedas.

Nasi Jamblang Bu Nur

Alamat: Jl. Cangkring II No. 34, Kejaksan, Cirebon

Jalan Cangkring bukanlah jalan protokol, namun demikian kita bisa minta diantar angkot dan becak untuk sampai ke sini. Angkot di Cirebon relatif fleksibel untuk diminta mengantar ke suatu area meski melenceng sedikit dari rute aslinya. Mereka tidak mematok harga yang melambung, hanya beda beberapa ribu rupiah saja dari tarif ke rute aslinya. Sedangkan becak siap mengantarkan ke mana saja yang kita minta. 
Saya belum pernah makan Nasi Jamblang sama sekali dan tak tahu wujudnya. Jadi ketika sampai di Rumah Makan Nasi Jamblang Bu Nur, saya agak bingung melihat menu yang disajikan. Penampakannya seperti rumah makan biasa. Karena penasaran, saya pun bertanya kepada petugas rumah makan yang sedang ada di dekat saya. 

Ternyata Jamblang adalah nama suatu daerah di Cirebon. Jadi asal muasal nama Nasi Jamblang karena masakan dengan cita rasa ini merupakan racikan khas dari daerah Jamblang yang kemudian banyak disukai dan dijadikan branding nama masakan. Kata wikipedia, ciri khas Nasi Jamblang ada pada penyajiannya yang prasmanan dan menggunakan daun jati. 
Dwiki - Amin - Bayu - Wuyung. Mereka semua terbuai kenikmatan Nasi Jamblang :D
Saya memilih lauk yang berwarna hitam dan berbentuk seperti cumi. Saya pikir ini cumi saus tiram. Harganya sedikit lebih mahal dibandingkan lauk lainnya. Tapi akhirnya saya tak mampu menghapiskannya karena agak alot dan hitam-hitamnya cukup merepotkan saya untuk memakannya. Setelah pulang dari Cirebon saya baru tahu kalau seafood tadi namanya Blakutak. Sungguh nama yang aneh dan sulit. Blakutak merupakan keluarga cumi dan sotong, hanya saja lebih amis. 

Overall, masakan khas Jamblang ini enaaak dan saya suka. Sayurnya enak semua. Bumbu dan semuanya pas. Cocok di lidah saya dan semua teman saya yang beragam asalnya: Jawa Tengah bagian utara dan selatan, orang Jawa Timur, Jogja hingga orang Makassar. Kami semua puas makan di sini. Jika lauknya bukan Blakutak range harga Nasi Jamblangnya rata-rata nggak sampai 20 ribu lho. Lauk favorit saya sih tempe sama ikan asin. Karena sayurnya sudah enak jadi lauk yang tak mencolok justru membuat makanan semakin nikmat.



Nasi Lengko Bu Nur 

Lokasi: seberang Nasi Jamblang Bu Nur

Sekarang kita beralih ke Nasi Lengko ya. Ternyata Nasi Lengko bukan hanya masakan khas Cirebon. Nasi Lengko juga merupakan masakan khas daerah-daerah lainnya yang berlokasi di sepanjang pantai utara. Jadi kota-kota lain di Pantura juga punya kuliner ini. Nasi Lengko terdiri dari nasi putih, tempe goreng, tahu goreng, mentimun mentah segar yang dicacah bentuk dadu, tauge rebus, daun kucai yang dipotong kecil-kecil, bawang goreng, bumbu kacang yang bisa kita pilih kepedasannya sesuai selera, dan kecap manis encer yang disiramkan di atasnya. Sehat banget ya Nasi Lengko ini. Bebas protein hewani, cocok untuk vegetarian.

Tapi ternyata, para penggemar Nasi Lengko seringkali menjadikan sate kambing muda sebagai pendamping saat menyantap Nasi Lengko. Gagal deh sok-sokkan vegannya. Hehe. 

Kami pun demikian, kami memesan sepiring sate kambing untuk disantap bersama. Satenya benar-benar dari kambing muda jadi sama sekali tidak alot, hanya saja ada sedikit langu. Nasi Lengko juga nikmat disantap dengan kerupuk.

Jajan Seru di Alun-Alun Kota Cirebon

Alun-alun Kota Cirebon berlokasi di depan Masjid At Taqwa nan Megah. Sebenarnya kami ke Masjid At Taqwa untuk numpang sholat magrib. Kami menuju ke masjid dengan berjalan kaki dari Nasi Jamblang Ibu Nur. Agak jauh sih, tapi jika jalan santai tak akan capek.
Ka Wuy sedang ngerumpi dengan Bapak Penjual Tahu Gejrot
Selepas sholat dan puas duduk-duduk melepas penat, kami tertarik untuk jajan dulu sambil duduk-duduk dan menikmati suasana malam hari di Kota Cirebon. Jajanan yang kami coba adalah tahu gejrot dan es kelapa muda yang diberi sirup coco pandan. Sederhana sekali tapi terasa sangat nikmat. Mungkin karena kami sudah kecapekan keliling-keliling seharian.

Kuliner di Pasar Kanoman

Sebenarnya pasar ini bukanlah area kuliner yang terkenal. Kebetulan kami dua kali ke sini. Pertama ketika hendak ke Keraton Kanoman. Saat itu kami cuma jajan es potong. 

Kunjungan kedua terjadi di pagi hari berikutnya karena saya salah mengatakan tujuan pada sopir angkot yang kami carter. Jadilah semuanya terpaksa berkeliaran di Pasar Kanoman dalam kondisi kelaparan selepas jalan-jalan di Pantai Kejawanan. Kak Wuy jajan gorengan, kami bantu menghabiskan. Tak lama kemudian kami sepakat untuk makan Empal Gentong di sini saja. Meski nama tempat yang kami datangi tidak selegendaris nama Empal Gentong Apud, tapi tak apalah. Daripada kami tak makan Empal Gentong ketika di Cirebon. 
Setelah menandaskan sepiring nasi dan semangkuk Empal Gentong, kami tergiur untuk jajan durian. Namanya juga pasar, apa aja ada. Kebetulan sedang musim durian dan baunya sangat menggoda. Kami nekad saja makan durian pukul sembilan pagi selepas makan Empal Gentong pula. Ternyata durian Cirebon enak juga. Kami dapat durian yang buahnya berwarna kuning. Sangat memuaskan ekspektasi saya. Duriannya enak.


Sebenarnya teman-teman saya masih jajan lagi di Cirebon, tapi karena saya pulang duluan naik kereta pulang ke Kutoarjo, maka saya tidak bisa mereview karena belum mencicipinya. Jadi makan duren sampai kekenyangan ini menutup perjalanan kuliner saya di Cirebon. Untuk kisah jalan-jalan ke tempat wisata akan saya post di kesempatan lainnya. 

Ada kuliner menarik lainnya yang kalian suka ketika berkunjung ke Cirebon? Plese tell me! :D

You Might Also Like

34 komentar

  1. wuiiihh enak-enak yaaaaaaaaaaa
    seru ih kuliner trip kayak gitu ya hihi
    baru liat bentukan makanannya juga jd penasaran pengen nyobain

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya seru Mba Qia, meski bikin timbangan geser ke kanan. Haha. Makanan Cirebon mayan enak2. Tapi aku suka juga lho masakan Makassar :D

      Delete
  2. aduh seketika lapar dan pengen kerupuk deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kerupuk emang menggoda banget ya Mba Noni. Sama sambel juga :D

      Delete
  3. betewe bihun di atas kerupuk juga ada di lombok, heuheuheu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Namanya apaan? Haha. Sambelnya merah juga? Di Bukittinggi ada juga tapi kuning :D

      Delete
    2. nyebutnya bihun opak.. pake sambel plecing warna merah cuman bihun nya lebih kecil

      Delete
    3. Sama ama di Bukit tuh bihunnya kecilan. Sambelnya selalu khas masing2 ya :D

      Delete
  4. SUMPEH LO NIA!!! Bikin ngiler aja pagi2 gini... glegh.. glegh.. aku mau semuanyaaa hahahahah OMG kapan kita jalan2 kesana sama mamtir dkk deh biar lbh asoy #pertemanangendutbareng

    ReplyDelete
    Replies
    1. Agenda kita makin banyak aja nih. AYOOK! Haha

      Delete
  5. Aku jadi laper, hahaha.. Aku kangen empal asem amartaaa.. Hayuklah mengamini ajakan mamih sandra. Cuss..

    ReplyDelete
  6. Nasi Lengko kambing kayaknya enak banget itu. Cirebon emang target ngayap saya juga sih. Jadi pingin ke sana :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah sering ke Crb ya Mba kayaknya. Iya nasi lengko yang sayur mayur cucok banget ama sate kambing plus kerupuk :D

      Delete
  7. Makanannya menggoda. Kirain td gado2nya disiram sambalnya kyk di Sby, abis warnanya sama, ternyata diuleg ya hehe.
    Blm pernah ke Cirebon, moga ada kesempatan ke sana :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Beda2 ternyata ya Mba gado2 tiap daerah. Kayak soto jg tiap daerah beda kuah, hehe. Semoga ada rejeki dan waktu ke Cirebon ya Mba :)

      Delete
  8. wow tertarik banget sama nasi jamblangnya Bu Nur yang femes. Ajak aku ke sini sist! makan Duren dan Nasi Lengkonya pun menggoda banget.

    *seketikalapar*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ayo Sist sini masuk pintu doraemonku! haha :D

      Delete
  9. sudah coba kue tapel crepesnya wong cirebon, ada yg di apsar kanoman dan ada yg di pagongan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah teman2 ku pada ke situ Mba, tapi aku udah pulang duluan. Huhu. Kayaknya Mba Tira sering ke Cirebon yah :D

      Delete
  10. Ngileeerrr... Pengen semuanyaaaa.. *balada detox*

    ReplyDelete
  11. Kerupuk yg buat bihun itu kerupuk melarat,duren nya namanya duren sinapeul aslinya sih dadi desa sinapeul kecamatan rajahaluh kabupaten majalengka tapi berbatasan lgsg sama cirebon hehehe

    Lain kalo horeey ke sana ga ketempat makan terkenal tapi sama enaknya. Mengunjungi cirebon dengan gaya warga cirebon (xplore kabupatennya sambil melipir ke kuningan dan majalengka) hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Typo hahaha

      Dari bukan dadi (klo dadi bahasa cerbon artinya jadi)


      Rajagaluh buka rajahaluh (maap halu kangen paptir di cerbon, Wkwkwkkkk)

      Delete
    2. Hahahahaaa, parah banyak amat typonya Mamtiir, trus direvisi sendiri. Lol. Aku suka travelling yang ngikutin warga lokal. Lebih membumi dan lebih menyentuh hati, hihii :)

      Delete
    3. Sebelum repisih org kan ngaca dulu lah hahaha

      Nyok kapan, bandung duku, jogja atau cirebon hahaha :p

      Delete
  12. Duh, itu telor puyuhnya gak nahaaaaan.. :'

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku juga sukak banget sama telur puyuh Beb,diingetin kolesterol ama temen jg ga peduli. Haha

      Delete
  13. Kangen Cirebon, gue terakhir ke sana barengan anak-anak kwekkwek dan kerjaan kami makan dowang :D
    Kotanya panas padahal dan tempat wisatanya agak kurang keurus tapi makanannya JUWARAK, dan gue lemah sama makanan enak LOL

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makanannya emang enak2, haha. Saking kotanya di area itu2 aja, kmrn tuh sopir2 angkot ama becak pada apal ama kami :p

      Delete
  14. bubur campur sama siomaynya itu yg bikin ngiler dan berasa lapar ... :)

    ReplyDelete
  15. Seru banget yaa mbak jadi pengen mampir ke Cirebon hehe mampir juga ka ke blog aku ya!

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar.
Love, Nia :)

Like us on Facebook

Instagram