Jadi, pada Oktober 2017 lalu saya dan seorang teman kantor dapat rejeki dinas ke Manado. Kita berdua seneng banget dong bisa dinas sama-sama cewek gini yang artinya bisa sharing biaya hotel dan jalan-jalan kalau extend. Yeay. Tempat tujuan utama yang paling ingin kami kunjungi adalah Taman Nasional Bunaken. Tapi setibanya di Manado, kami baru tau kalau pergi ke Bunaken dengan ngeteng atau go show menunggu wisawatan lain yang mau ke sana penuh ketidakpastian jika dilakukan di hari kerja. Kami cuma punya waktu luang di hari Jumat karena Sabtu pagi kami pulang ke Jakarta. Saya mau ketemu suami yang jauh-jauh pulang ke Jakarta juga, dan teman saya ada kondangan teman dekat. Sementara itu, kami nggak mungkin ngajak teman lain dari Manado. Pasti udah pada pernah ke snaa. Kasian juga kalau ke Bunaken cuma nemenin kami. Lalu gimana kelanjutan ceritanya?
Gimana Cara ke Bunaken Berdua Doang?
Awalnya kami santai karena di internet banyak info tentang go show ke Bunaken sharing kapal dengan wisatawan lain. Tapi kalau jumlah orang yang mau ke sana kurang, tentu batal dong tripnya. Atau bisa jadi ditunda keesokan harinya. Padahal hari itu benar-benar hari terakhir kami di Manado. Mana cuaca di sana beberapa hari kemarin sedang sering hujan. Jadi kami udah was-was dan sedikit pasrah nggak bisa ke Bunaken padahal udah jauh-jauh sampai Manado dan belum tentu berkesempatan kembali lagi.
Setelah kerjaan selesai, kami makin fokus ke gimana caranya ke Bunaken. Sempat mau dibarengin trip rombongan lain yang satu instansi tapi nggak kenal. Dan ditolaq begitu saja dong sama buibu trip leadernya, hahahaa. Penolakan itu bikin kami (eh apa saya doang ya) makin pengen buktiin kalau kami bisa kok ke Bunaken tanpa mereka.
Untunglah teman kami yang sudah bertahun-tahun tinggal di Manado akhirnya menawarkan bantuan menyewakan kapal. Untuk berdua saja biaya per kapalnya oke banget. Teman kami yang mengakomodir emang punya usaha sampingan paket tour sih. Tapi ke Raja Ampat. Gara-gara kesulitan yang kami berdua alami ini, dia jadi mau buka jasa trip ke Bunaken yang lumayan terjangkau ini. Saya share kontak dan perkiraan tarif kapal plus biaya bahan bakarnya di akhir post ya.
The Bunaken Trip
Oke sekarang kita lanjut ke Bunaken tripnya ya. Kami janjian dengan guide yang sekaligus driver kapal di Plaza Marina karena nanti kami akan menyeberang dari Dermaga Marina. Kami naik Gocar dari hotel ke sini. Driver Gocar di Manado ini super ramah semua. Selalu telpon dua kali, pas menerima order dan pas sampai titik jemput. Nah yang nganter kami ke Plaza Marina ini agak curiga sama lokasi kami turun. Jadi dia memastikan dengan menelponkan driver kapal kami. Meminta si driver untuk menjemput kami ke titik turun mobil. Baek banget kan?
Di Dermaga Marina kami harus mendaftarkan kapal kami dulu karena memang mengurus sendiri. Ditemani driver kapal, kami bayar biaya kapal untuk 3 orang, kami bedua dan Mas Guide sekaligus driver kapal. Kalau nggak salah Rp 75.000,00.
Di Dermaga Marina kami harus mendaftarkan kapal kami dulu karena memang mengurus sendiri. Ditemani driver kapal, kami bayar biaya kapal untuk 3 orang, kami bedua dan Mas Guide sekaligus driver kapal. Kalau nggak salah Rp 75.000,00.
Guide kami keliatan masih kayak anak muda tapi ternyata udah berkeluarga dan dia warga Bunaken asli. Jadinya tahu banyak spot snorkeling bagus. Jadi dari tarif yang kami dapat, kami diantar sepuasnya deh mau berapa titik. Karena cuma berdua kami nggak banyak ambil kesempatan ini.
Pertama kami diajak ke spot yang sebenarnya hanya diizinkan untuk turis asing. Kenapa? Karena wisatawan lokal banyak yang suka injak dan pegang terumbu karang. Tau sendiri kan ini bikin terumbu karang pada mati dan dampaknya mengurangi estetika plus variasi ikan jadi kurang berwarna kalau terumbu karangnya mati. Sayangnya di sini saya baru sadar kalau kamera bawah air yang saya bawa hasil pinjam teman dalam kondisi rusak. Haha. Jadi saya nggak bisa nunjukin keindahan terumbu karang di spot ini.
Pertama kami diajak ke spot yang sebenarnya hanya diizinkan untuk turis asing. Kenapa? Karena wisatawan lokal banyak yang suka injak dan pegang terumbu karang. Tau sendiri kan ini bikin terumbu karang pada mati dan dampaknya mengurangi estetika plus variasi ikan jadi kurang berwarna kalau terumbu karangnya mati. Sayangnya di sini saya baru sadar kalau kamera bawah air yang saya bawa hasil pinjam teman dalam kondisi rusak. Haha. Jadi saya nggak bisa nunjukin keindahan terumbu karang di spot ini.
Saya keasikan snorkeling sampai kebawa arus jauh. Karena lama banget nggak bisa balik kapal akhirnya dibantuin Mas Guidenya ditarik ke kapal. Hahahhaa. Pasti saya berat ya Mas. :p
Guide kami berani ngajak kami ke sini dengan nanya dulu pernah snorkeling apa belum. dan snorkelingnya di mana. Karena kami pernah snorkeling meski bukan perenang yang baik, makanya kami ditawari ke spot indah ini tapi dengan perjanjian kami nggak boleh nginjak dan nyentuh terumbu karang. Oke siap Bos setuju langsung oke deh, kapan lagi dapat spot buagus begini. Untung banget ini dapat guide warga lokal gini. Hehe.
Driver kapal musti ati-ati banget pas mendarat dan beranjak dari sini karena ngejaga supaya nggak ngerusak terumbu karang.
Spot snorkling yang kedua itu ada cliffnya. Ini agak serem ya buat yang jarang snorkling, teman saya aja agak takut di sini. Tapi di sini bisa ketemu pemandangan luar biasa tanpa menyelam. Bisa ketemu penyu dan lihat ikan pari yang mana biasanya harus menyelam untuk bisa melihatnya. Tapi ya nggak dekat ya, namanya juga cuma nyelem semeter di bawah permukaan air, haha.
Pas di sini kami papasan sama beberapa kapal lain yang mengangkut wisatawan asing. Salah satu dari mereka ada yang ngomelin guide kami pakai bahasa lokal. Sepertinya sih intinya ngapain sik bawa-bawa turis lokal ke sini. Menuh-menuhin aja, minggir sana. Gituu... Heran deh tu orang dibayar berapa sampai segitunya sama saudara sebangsanya. Nggak semua wisatawan lokal perusak terumbu karang kan. Makanya please untuk yang baca postingan ini jangan suka bangga foto-foto pegang terumbu karang, kalian merusak ekosistem karena yang kalian sentuh bisa mati, apalagi yang diinjak. Dan jadi diremehin tourist guide lokal gini kan, wkwkwk. Ini trip bener-bener ujian banget ya diremehin dua kali.
A post shared by Nia Nastiti (@nianastiti) on
Kemudian terakhir, kami dibawa ke spot yang penuh dengan kapal dan wisatawan lokal. Di sini terumbu karangnya sebagian besar udah mati. Sedih deh lihatnya. Ikan-ikannya juga sebagian besar berwarna hitam karena terumbu karang dan tanaman lainnya hampir nggak ada.
Ikan hitam ini friendly banget sama manusia. Mereka suka ngedeketin kita apalagi kalau kita bawa roti. Haha. Untunglah teman saya bawa biskuit, jadi kita buka dikit plastiknya sambil dikeluarin dikit remah-remah biskuitnya. Ini diajarin sama Mas Guidenya. Bawa kembali plastik roti atau biskuitnya ya jangan dibuang di laut please. Karena di sini kelihatan banyak sampah.
Jadi, kalau suka dan pengen main ama ikan bisa ke spot sini ajah. Cuma jauh banget perbedaan keindahannya dibanding spot pertama kami. Di spot pertama ikannya nggak boleh dikasih makan sembarangan seperti ini.
Jadi, kalau suka dan pengen main ama ikan bisa ke spot sini ajah. Cuma jauh banget perbedaan keindahannya dibanding spot pertama kami. Di spot pertama ikannya nggak boleh dikasih makan sembarangan seperti ini.
Total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan ketiga titik tadi sekitar 2-3 jam. Kalau kami belum lelah masih mau diajakin ngider lagi. Tapi kami merasa sudah cukup puas berkat spot pertama yang cakep banget. Ke Bunaken sebaiknya pagi-pagi karena cuaca sejak siang jelang sore hari sangat tak terprediksi. Jangan sampai kita terjebak hujan badai pas masih di Bunaken.
Kemudian kami dibawa ke Pulau utamanya Bunaken untuk bilasan sebelum kembali ke Manado. Kalau berangkatnya tadi sih kami udah pakai baju snorkeling di dalam baju biasa. Jadi tinggal buka di kapal. Termasuk jilbab snorkeling udah kami pakai sebagai daleman jilbab biasa. Haha.
Di pulau utama kami ketemu rombongan ibu yang menolak kami gabung. Lagi duduk-duduk doang. Gila sih ke Bunaken cuma numpang duduk minum kelapa muda. Yang jalan dan snorkeling anak muda ama bapak-bapaknya aja dan katanya cuma dapat dua spot. Untunglah kami nggak gabung ama mereka.
Yaudah sih kami abaikan aja rombongan tersebut, kemudian mandi seadanya dan ganti pakaian kering. Kalau nggak salah mandi di sini antara Rp 15.000,00 apa Rp 30.000,00 ya. Biaya ngangkut air tawar katanya.
Kami foto-foto di depan tulisan Bunaken sebelum beranjak. Langit cerah banget, pasirnya putih. Nyenengin. Tapi begitu kapal kami mendekati Manado, cuaca berubah jadi mendung parah. Kami pesan ke Mas Guide supaya ati-ati balik ke Bunaken. Masnya buru-buru balik Bunaken karena mau sholat Jumat. Perjalanan dari Bunaken ke Manado sama dengan dari Manado ke Bunaken, masing-masing sekitar 30 menit aja.
Ketika mau sampai Dermaga Marina lagi, kelihatan ada kampung warna warni juga di kampung yang terletak di seberang Jembatan Soekarno. Sempet pengen ke situ sih, tapi akhirnya nggak jadi karena kami udah capek snorkeling kayaknya. Sesampai hotel kami tidur siang cukup lama, hehehe.
![]() |
| Terkantuq kantuq |
Yak demikian pengalaman luar biasa kami ke Bunaken. Kalau ada yang kesulitan ke Bunaken karena rombongan kecil, bisa hubungi kontak teman saya karena teman saya nggak keberatan dibagi kontaknya. untuk yang serius mau ke Bunaken dan mau disewain kapal sama Qobul (nama teman saya) bisa colek dia di Cocobul Tour and Travel (klik di sini untuk kontak via instagramnya). Atau langsung whatsapp aja ke Qobul di 08561544424. Telpon juga boleh, tapi kalau hari kerja Senin-Jumat misalnya Qobul slow respons harap maklum ya, soalnya dia kerja kantoran. jangan ngontak Qobul kalau iseng kecuali kamu cewek salihah yang masih single dan sedang mencari jodoh, hahahha.
Biaya kapalnya bisa diusahakan di bawah Rp 900.000,00. Saya dapat harga di bawah itu. Kenapa bisa segitu karena memangkas banyak biaya jasa penghubung. Jangan ditawar lagi, kasihan guide dan driver kapalnya nanti dapat penghasilan yang nggak layak padahal udah jaga keselamatan wisatawan yang diantarnya di tengah laut. Hehe. Eh kalau mau pinjam alat bisa juga, tapi diomongin aja dulu sekalian dari awal biar sama-sama enak. Kami puas banget sama trip ini. :)
Biaya kapalnya bisa diusahakan di bawah Rp 900.000,00. Saya dapat harga di bawah itu. Kenapa bisa segitu karena memangkas banyak biaya jasa penghubung. Jangan ditawar lagi, kasihan guide dan driver kapalnya nanti dapat penghasilan yang nggak layak padahal udah jaga keselamatan wisatawan yang diantarnya di tengah laut. Hehe. Eh kalau mau pinjam alat bisa juga, tapi diomongin aja dulu sekalian dari awal biar sama-sama enak. Kami puas banget sama trip ini. :)
See you on another Journey. :)





