LEKRA

09:18

Ada yang tahu kepanjangan dari LEKRA? Lembaga Kebudayaan Rakyat, merupakan sebuah organisasi yang mewadahi seniman yang peduli akan revolusi dan rakyat kala itu. Menjadi tabu dibicarakan ketika masa orde baru karena sebagian besar seniman yang tergabung dalam LEKRA diburu dan dipenjarakan.

Saya sendiri pernah dengar LEKRA ketika pelajaran SD atau SMP atau SMA pada mata pelajaran IPS yang membahas mengenai pemberantasan G30S PKI. Sejak dulu memang saya selalu mempertanyakan apakah pelajaran sejarah benar adanya? Bukan digubah sesuai keinginan penguasa?

Membaca buku LEKRA terbitan Tempo ini membuka mata saya (iya yang sipit), bahwasannya kontribusi saya kepada negara sangatlah minim. Meskipun sebagai salah satu abdi negara saya berani bersumpah bahwa saya telah menjaga satu kursi yang saya tempati dengan tidak pernah menggadaikan integritas saya untuk kepentingan pribadi selama saya menjabat kemarin. Tolong doakan saya untuk terus istiqomah. Ceileh menjabat, iya apalah namanya, sekarang saya mahasiswa, mulai menjiwai ruh peduli rakyat lagi, sesuatu yang saya rasa akan menjadi paradigma baru dalam benak saya apabila saya lancar sampai lulus dan kembali mengabdi lagi nanti.

Bahwasannya para seniman yang bergabung di LEKRA kala itu sebagian besar adalah generasi muda usia dua puluhan, ada yang mahasiswa, pengajar maupun dokter. Mereka turut serta memikirkan nasib revolusi dan rakyat Indonesia sembari menjalankan perannya masing-masing sebagai individu, terus berkarya dengan tema revolusi sebagai seniman, bahkan dengan turba atau turun ke bawah, tinggal bersama para petani untuk beberapa waktu, makan dan tidur di tempat yang sama. Sejatinya memang negara kita harus kuat dari sisi swasembada pangan, namun petani sejak dahulu belum diutamakan. Saya merasa perih sekali, saya rasa saya belum pernah memberikan kontribusi apapun kepada rakyat Indonesia selain menghimpun dan mengawasi setoran wajib pajak yang di bawah pengawasan saya ke rekening negara, itupun tak seberapa, memang untuk APBN, untuk rakyat, subsidi dan segala macam (walaupun free rider lebih banyak dari pembayar pajak, walaupun katanya yang bayar pajak ngasih makan gayus. Fyi, uang potongan pajak penghasilan atau pajak pusat lainnya yang dipotong bendaharawan masuk langsung ke rekening negara, makanya pengusaha juga jangan nego dan berusaha menyuap pegawai pajak, bayarlah pajak sesuai porsi masing-masing, insyaallah berkah usahanya. Fiskus juga sedang direstorasi kok, yang nakal lihat aja pasti diciduk KPK dan nongol di TV. Merasa dirugikan fiskus? Laporkan fiskus yang bersangkutan ke pihak yang berwajib). Tapi saya sebagai individu rasanya belum memberikan apa-apa. Bahkan saya semakin jarang berbaur dengan masyarakat luas karena terkungkung dalam dunia saya sendiri, atau mungkin terlalu asik dan menikmati semseta saya sendiri.

LEKRA menyadarkan saya untuk sedikit memberikan kontribusi nyata untuk Indonesia. Itu pemuda jaman dulu lho sudah sebesar itu geloranya untuk peduli, semoga generasi kini peduli bukan karena terbuai janji namun panggilan hati nurani. Yuk kita mulai misalnya dengan menjadi kakak asuh atau menjadi relawan mengajar untuk adik-adik yang kurang mampu. Mulai dari hal yang kecil yang bisa kita lakukan di sekitar.

Memang LEKRA seringkali dikaitkan dengan PKI (Partai Komunis Indonesia), namun dari buku ini saya tahu bahwa LEKRA independen dari PKI meskipun beberapa orang besar di LEKRA merupakan motor penggerak PKI.

Saya bukan penganut maupun pengagum komunis, tapi melalui post ini saya ingin sedikit mencurahkan isi hati bahwa saya tertohok oleh pemuda zaman revolusi, Sepertinya saya memang masih sangat perlu belajar lebih jauh dan lebih mendalam lagi, juga belajar untuk bergerak dan berkontribusi, sedih rasanya menyadari diri ini masih bodoh dan minim kontribusi untuk negara.

Jika kalian adalah mahasiswa, coba baca buku ini untuk mendapatkan sudut pandang lain tentang perjuangan. Bahwa bangsa ini sejatinya berdiri dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Juga jangan benar-benar percaya pada satu sumber. Buka mata hati telinga selalu, jangan galau melulu :)

Salam :)

You Might Also Like

0 komentar

Terima kasih sudah berkunjung, silakan tinggalkan komentar.
Love, Nia :)

Like us on Facebook

Instagram